Kamis, 02 April 2015

Makalah Administrasi Kesiswaan

ADMINISTRASI KESISWAAN

Mata Kuliah : Administrasi Pendidikan
Dosen Pengampu :Drs Mahmud Yunus, M.Pd.I



Disusun Sebagai Tugas Kelompok Mata Kuliah 
Administrasi Pendidikan Pada STAI
Darussalam Lampung 

                                                              Oleh Kelompok I :
                   
                                                                  RIRIN NILAWATI                                                                  VIVI RAHMAWATI
AHMAD RUSYDI SYAFI’I
Jurusan : Tarbiyah
Semester : III

Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI)
Darussalam Lampung

T.A. 2012

PENDAHULUAN


 Sebagai anggota masyarakat sekolah, siswa mempunyai hak untuk memperoleh pelajaran, mengikuti kegiatan-kegiatan yang terdapat di sekolah, menggunakan fasilitas, memperoleh bimbingan, dan sebagainya. Di samping itu siswa juga mepunyai kewajiban untuk hadir pada waktu pelajaran, mengikuti pelajaran, dan mentaati tata tertib yang berlaku. Siswa dipandang sebagai makhluk yang unik yang secara wajar sedang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan sehingga proses pendidikan yang baik akan berusaha membantu proses pertumbuhan dan perkembangan itu dengan tidak mengesampingkan keunikan masing-masing serta potensi yang dipunyainya.

Administrasi kesiswaan ialah keseluruhan proses penyelenggaraan usaha kerja sama dalam bidang kesiswaan dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan pendidikan di sekolah. Tujuan administrasi kesiswaan adalah mengatur kegiatan-kegiatan dalam bidang kesiswaan agar proses belajar mengajar di sekolah bisa berjalan lancar, tertib dan teratur, tercapai apa yang menjadi tujuan-tujuan pendidikan di sekolah.
Administrasi sangat diperlukan bagi kelangsungan proses belajar mengajar dalam dunia pendidikan. Semua itu tidak lepas dari keaktifan orang-orang yang menguasai administrasi dalam sekolah. Orang sering menganggap enteng administrasi tersebut, padahal kalau administrasi dipegang sama orang-orang yang kurang terampil maka administrasi tersebut
akan berantakan. Orang yang memegang administrasi adalah orang yang sudah terlatih dalam bidangnya (orang yang sudah mendapat ilmu/ pelatihan).
            Administrasi tidak hanya dalam hal keuangan saja tetapi juga dalam kerapian/keteraturan kita dalam pembukuan. Administrasi tidak hanya dilakukan dalam waktu tertentu saja tetapi setiap hari secara sistematis. Keberhasilan pendidikan di sekolah harus ditunjang oleh pelayanan administrasi sekolah yang teratur, terarah dan terencana. Di mana dalam pelaksanaannya harus mengikuti arah jaman yang semakin bersaing dan semakin modern. Untuk itu, perlu adanya pembagian tugas ketatausahaan yang jelas dan terprogram di setiap sekolah.



PEMBAHASAN

Pengertian Administrasi Kesiswaan
Pengertian Administrasi kesiswaan adalah usaha dan kegiatan yang meliputi pengaturan tentang administrasi yang berkaitan dengan siswa dalam upaya mengembangkan potensi siswa. Administrasi bidang kesiswaan mencakup ruang lingkup pencatatan data dan pelaporan. Ditinjau dari segi pembinaan maupun segi penertiban administrasi, masalah pencatatan data dan pelaporan ini sangat penting. Keduanya sama penting dan saling berkaitan, dan untuk itu perlu disediakan format-format untuk menunjang pencatatan dan pelaporan tersebut.
Pencatatan data berasal dari beberapa sumber yang diambil dari kegiatan pencatatan selama program pendidikan berlangsung, berikut ini penulis membagi kegiatan administrasi di sekolah/madrasah berdasarkan kalender akademik sebagaimana dibawah ini.

1. Awal tahun pelajaran
a. Penerimaan siswa baru
b. Pendataan calon siswa baru
c. Mengelola data Siswa Baru

2. Selama tahun pelajaran
a. Membuat dan mengelola buku induk siswa
b. Membuat dan mengelola buku klaper
c. Mendata jumlah siswa menurut asal, kelas dan jenis kelamin
d. Jumlah siswa menurut usia, kelas dan jenis kelamin
e. Papan absensi siswa
f. Buku rekapitulasi absensi harian siswa
g. Buku absensi bulanan
h. Buku rekapitulasi tahunan absensi siswa
i. Surat permohonan pindah sekolah
j. Surat keterangan pindah sekolah
k.Mutasi siswa selama semester

3. Akhir Tahun Pelajaran
a. Mendata dan melaporkan calon peserta UAS/UAN
b. Menyiapkan tanda peserta UAS/UAN
c. Mendata dan mengarsipkan tabel peserta dalam prestasi UAS/UAN
d. Pendaftaran masuk kejenjang lebih tinggi
e. Daftar naik kelas/tidak naik kelas
f. Rekapitulasi berhasil tidaknya siswa
g. Raport
Dari sinilah betapa pentingnya administrasi kesiswaan bagi sekolah khususnya sekolah dasar, menengah dan atas. Khusus dalam bidang adminitrasi kesiswaan. Kepala sekolah selaku coordinator pelaksana administrasi kesiswaan bertanggung jawab penuh atas terlaksananya kegiatan keadministrasian tersebut, diantaranya yaitu kegiatan :
1. Penerimaan siswa baru
2. Pengelompokan siswa
3. Kehadiran dan ketidak hadiran siswa di sekolah
4. Penilaian kemajuan siswa
5. Laporan kemajuan siswa
6. Naik tidaknya siswa
7. Bimbingan kepada siswa
8. Pelayanan kesehatan siswa
9. Mutasi siswa
Data dan informasi yang menggambarkan pertumbuhan dan perkembangan siswa baik perorangan maupun kelompok perlu dihimpun, dicatat dan diperlihara secara cermat dan teratur, sejak pertama kali siswa terdaftar di sekolah sampai siswa tersebut tamat sekolah. 
Rangkaian kegiatan menghimpun, mencatat dan memelihara data informasi mengenai siswa termasuk dalam bidang pelayanan ketata-usahaan sekolah. Rangkaian kegiatan ini tidak selamanya dikerjakan kepala sekolah tetapi ia melimpahkan sebagian pekerjaan ketata-usahaan kepada guru dan pegawai tata usaha.
Ikut sertanya guru dalam hal mengerjakan urusan administrasi sekolah secara keseluruhan adalah wajar, karena administrasi kelas merupakan bagian yang tak terpisahkan daripada administrasi sekolah. Dengan demikian guru khususnya guru kelas dan wali kelas tidak dapat “melepaskan diri” dari urusan administrasi kelas dan sekolah, karena seorang guru sekolah dasar/menengah dan atas, pada hakekatnya adalah seorang “administrator pendidikan”. 
Berdasarkan uraian di atas, maka kepala sekolah, kepala tata usaha dan guru bersama-sama petugas ketatausahaan lainnya memikul tanggungjawab dalam hal mengurusi adminitrasi kesiswaan khususnya dalam menghimpun, mencatat, memelihara data/atau informasi seluruh aspek perkembangan siswa.
Salah satu organisasi siswa adalah OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) yang resmi diakui dan diselenggarakan oleh sekolah/madrasah. Dewasa ini kegiatan siswa dibawah OSIS ini berkembang pesat seperti Rohis, PMR, Pramuka, Kelompok kajian teknologi dan sebagainya. 
Oleh karena itu agar organisasi yang ada ini berjalan dengan baik, maka pengaturannya perlu ditata sedemikian rupa agar sesuai dengan tujuan organisasi yaitu pengebangan pengetahuan dan kemampuan penalaran, pengembangan keterampilan dan pengembangan sikap, selaras dengan visi, misi dan tujuan sekolah.
Contoh kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan disekolah melalui OSIS adalah sebagai berikut :

a. Kegiatan pengembangan ilmu pengetahuan dan kemampuan penalaran
1. Diskusi, temu karya, seminar dan kelompok diskusi.
2. Penelitian
3. Karya wisata
4. Buletin, media kampus
5. Penelitian, percobaan akademis

b. Kegiatan pengembangan keterampilan berdasarkan hobi
1. Latihan kepemimpinan dasar
2. PMR
3. UKS
4. Pramuka
5. Pecinta alam
6. Olahraga
7. Group Kesenian
8. Dll

c. Kegiatan-kegiatan pengembangan sikap
1. Pengumpulan dana sosial/amal
2. Kegiatan hari-hari besar nasional dan keagamaan
3. Membantu masyarakat yang kena musibah.

KESIMPULAN

Dari pemaparan di atas dapat kami simpulkan bahwa administrasi kesiswaan itu terdiri dari beberapa bagian yang saling terkait. Jadi antara buku induk itu ada kaitannya dengan buku mutasi, begitu juga kehadiran siswa berkaitan dengan kedisiplinan siswa pada saat mengikuti semua peraturan yang ada di sekolah. Mengenai pengelolaan kelas peranan seorang guru itu patut diandalkan karena selain sebagai pengajar seorang guru itu juga seorang yang menjadi contoh bagi siswa-siswanya.
Karena dalam proses pembelajaran tidak hanya mentransferkan ilmu pengetahuan saja melainkan juga membentuk karakter seorang siswa menjadi seseorang yang mempunyai akhlak yang baik di sekolah maupun di masyarakat. Untuk menumbuh kembangkan kemampuan siswa dalam berorganisasi, maka di setiap sekolah dibentuk sebuah organisasi yang menampung dan memenuhi semua yang menjadi minat dari seorang siswa. Organisasi tersebut biasa disebut OSIS. Tidak hanya hal beorganisasi saja yang dikembangkan dalam suatu lembaga pendidikan, melainkan ada pula kegiatan ekstra kurikuler yang dapat menambah pengetahuan, pengalaman, dan kedisiplinan dari seorang siswa.
Jadi seorang siswa itu merupakan makhluk yang unik, perkembangannya akan menentukan masa depannya kelak.


DAFTAR PUSTAKA

Daryanto, M., 2008, Administrasi Penidikan, Jakarta, Rineka Cipta.
Suryosubroto, B., 1984, Dimensi-dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, Yogyakarta, Bina Aksara.
MUTASI
adalah perubahan gen dari bentuk aslinya ——
> individu yang mengalami mutasi disebut MUTAN.





Selasa, 24 Maret 2015

Makalah Tujuan Pendidikan

TUJUAN PENDIDIKAN

Oleh:
Vivi Rahmawati (NPM.011937150962)
MAKALAH
Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah:
ILMU PENDIDIKAN
Dosen Pengampu:
Jamiluddin Yacub


 
   
JURUSAN TARBIYAH/SEMESTER II
STAI DARUSSALAM LAMPUNG
T.A. 2012

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN................................................................................................................3
TUJUAN PENDIDIKAN....................................................................................................4
Tujuan Pendidikan Umum.................................................................................................4
Tujuan Pendidikan Nasional..............................................................................................5
Tujuan Institusional ...........................................................................................................6
Tujuan Kurikular................................................................................................................7
Tujuan Pendidikan Islam...................................................................................................8
KESIMPULAN...................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................11




PENDAHULUAN
Pendidikan adalah suatu proses belajar mengajar atau penerapan ilmu. Dan dalam ilmu pendidikan itu membahas seluk-beluk pendidikan sejak dari sistem, tujuan pendidikan, materi pendidikan, sarana prasarana, pendidik (guru), anak didik, dan cara penilaian. Pendidikan berarti proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik. Dalam pendidikan Islam merupakan salah satu bentuk manifestasi dari cita-cita hidup islam untuk melestarikan, mengalihkan, menanamkan (internalisasi), dan mentransformasikan nilai-nilai islam kepada pribadi generasi penerusnya. Ini dilakukan agar nilai-nilai kultural-religius yang dicita-citakan dapat tetap berfungsi dan berkembang dalam masyarakat dari waktu ke waktu.
Sehingga timbul berbagai pendapat mengenai pengertian pendidikan sesuai dengan pandangan atau pola pikir masing-masing ahli. Dalam makalah ini membahas tujuan pendidikan yang disitu akan dibahas mengenai tujuan pendidikan umum, tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional,  tujuan kurikular, dan tujuan pendidikan islam, pada pendidikan islam ini mencakup pendidikan iman dan amal, yang ditujukan kepada perbaikan sifat mental yang terwujud dalam amal perbuatan. Dan mempelajari ilmu pendidikan itu sangatlah penting bagi kita untuk menuju hidup yang lebih maju dan sukses dalam segala hal.




TUJUAN PENDIDIKAN
 Pendidikan merupakan kegiatan manusia yang paling utama yang berkaitan dengan tujuan, pola kerja sumber dan orang. Agar pendidikan itu dapat mencapai tujuannya maka diperlukan pengaturan atau upaya tentu seperti penetapan tujuan yang akan dicapai, pola kerja yang produktif pemanfaatan sumber yang efisien dan kerja sama orang-orang yang terpadu. Upaya tersebut dapat diberi batasan sebagai administrasi pendidikan. Jelas bahwa setiap orang yang terlibat dalam pendidikan seharusnya memahami sekaligus mahir dalam administrasi pendidikan sehingga pemuatannya dalam itu tidak sia-sia bahkan sebaliknya menjadi lebih produktif. Apalagi bagi guru yang merupakan ujung tombak upaya pendidikan.
Dalam pendidikan itu terdapat dua jenis proses, yaitu proses pendidikan dan non pendidikan. Proses pendidikan sering juga disebut proses teknis sedangkan non pendidikan sering disebut non teknis. Seperti perencanaan penilaian pelaksanaan pengajaran dan kurikulum, bahwa proses pendidikan adalah pengembangan kepribadian manusia agar seluruh aspek ini terlaksana secara harmonis dan sempurna di samping seluruh potensi manusia dapat terpadu untuk mencapai suatu tujuan yang merupakan pangkal segala usaha, konsep tingkah laku dan getar perasaan hati.[1]

Tujuan Pendidikan Umum
          Tampaknya para ahli pendidikan sepakat bahwa tujuan pendidikan ialah manusia yang baik. Yang seringkali tidak mereka sepakati ialah mengenai ciri yang harus diberikan pada “manusia yang baik” itu.[2]
          Ciri manusia yang baik itu secara umum dapat dibagi tiga yaitu:
1.      Badan sehat, kuat serta mempunyai keterampilan (aspek jasmani);
2.      Pikiran cerdas serta pandai (aspek akal);
3.      Hati berkembang dengan baik (rasa, kalbu, rohani).
          Dari tiga ciri pokok ini muncullah tiga segi utama pendidikan, yaitu:
1.      Pembinaan jasmani, kesehatan, dan keterampilan (daerah psikomotor);
2.      Pembinaan akal (daerah kognitif);
3.      Pembinaan hati (daerah efektif).
    Dilihat dari segi fungsi dari setiap segi pendidikan tersebut, para ahli berpendapat bahwa setiap segi pembinaan itu haruslah berfungsi dalam seluruh aspek kepribadian anak didik. Sejalan dengan itu maka setiap segi pembinaan haruslah:
1.      Difahami (kognitif);
2.      Diterima (afektif);
3.      Diamalkan (psikomotor).
 Dari tujuan pendidikan pada tingkat umum, mungkin dapat disebut tujuan pendidikan universal, ini diturunkan tujuan pendidikan setiap negara.[3]

Tujuan Pendidikan Nasional
      Tujuan pendidikan nasional suatu bangsa menggambarkan manusia yang baik menurut pandangan hidup (falsafat dan agama) yang dianut oleh bangsa itu. Tujuan pendidikan nasional Indonesia menggambarkan kualitas manusia yang baik  menurut pandangan bangsa Indonesia. Bagi bangsa Indonesia manusia yang baik ialah manusia pembangunan yang Pancasilais, sehat jasmani dan rohani, memiliki pengetahuan dan keterampilan, dapat mengembangkan kreativitas dan bertanggung jawab, dapat menyuburkan sikap demokrasi dan penuh tenggang rasa, dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti yang luhur, mencintai bangsa dan sesama manusia sesuai dengan ketentuan yang termaksud didalam Undang-Undang Dasar 1945 (ket.MPR No.IV/1973 Bab IV).
      Tujuan pengajaran khusus dirumuskan dan ditetapkan oleh guru yang bersangkutan.
Dengan demikian itu diharapkan tujuan pendidikan nasional itu dapat terlaksana dan tercapai secara efektif. Artinya hasil pendidikan secara aktual itu diharapkan sama dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan secara nasional. Susunan sistem tujuan tersebut juga memberikan kemungkinan penyesuaian administrasi yang sepadan dengan kepentingan dan ciri-ciri tingkat tujuan.[4]


      Tujuan Institusional
Tujuan Institusional adalah tujuan yang hendak dicapai melalui tingkat dan jenis pendidikan tertentu misalnya tujuan pendidikan Sekolah Dasar (SD), tujuan pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan lain-lain. Tujuan Instusional ini diturunkan dari tujuan pendidikan nasional tadi disesuaikan dengan tingkat dan jenis lembaga (institusi) pendidikan tertentu. Tujuan pada tingkat instusional tidak mungkin dan tidak boleh menyimpang dari tujuan pendidikan pada tingkat nasional, sama halnya dengan tujuan pendidikan nasional tidak  akan menyimpang dari tujuan pendidikan universal.
Perhatikanlah tujuan pendidikan tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) berikut ini (keputusan Menteri P dan K No.008-D/U/1975 pasal 4):menguasai hasil pendidikan:
a.       Menjadi warga negara yang baik sebagai manusia utuh, sehat kuat lahir batin;
b.      menguasai hasil pendidikan umum yang merupakan kelanjutan pendidikan di Sekolah Dasar;
c.       Memiliki bekal untuk melanjutkan pelajarannya ke Sekolah Lanjutan Tingkat Atas dan untuk terjun ke masysrakat.
      Tujuan inilah yang merupakan ciri umum manusia yang baik setelah ia tamat dari SMP. Tujuan ini  disebut tujuan umum pendidikan SMP, karena memang sangat umum. Tujuan ini diajarkan ke dalam tujuan khusus pendidikan SMP sebagai berikut:
a.         Di Bidang Pengetahuan:
1.      Memiliki pengetahuan tentang agama atau kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
2.      Memiliki pengetahuan tentang dasar-dasar kenegaraan dan pemerintahan sesuai dengan UUD 1945;
3.      Memiliki pengetahuan dasar tentang kependudukan, kesejahteraan keluarga dan kesehatan;
4.      Mengetahui pengetahuan dasar dalam bidang matematetika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris;
5.      Memiliki pengetahuan tentang berbagai fungsi unsur kebudayaan dan tradisi nasional.
b.        Di Bidang Ketrampilan:
1.      Menguasai cara belajar dengan baik;
2.      Memiliki keterampilan memecahkan masalah sederhana dengan sistematis;
3.      Memiliki keterampilan membaca/memahami isi bacaan sederhana yang berguna baginya dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris;
4.      Memiliki keterampilan dan kebiasaan berolah raga;
5.      Memiliki keterampilan dalam bidang kepemimpinan dan keterampilan pravokasional, sesuai dengan minat dan bakatnya serta kebutuhan lingkungannya.
c.         Di Bidang Nilai dan Sikap:
1.      Menerima dan melaksanakan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945;
2.      Menerima dan melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang dianutnya;
3.      Mencintai sesama manusia, bangsa dan lingkungan sekitarnya;
4.      Memiliki sikap demokratis dan tenggang rasa, memiliki rasa tanggung jawab dalam pekerjaan dan masyarakat;
5.      Memiliki minat dan sikap positif terhadap ilmu pengetahuan, memiliki kesadaran, disiplin, patuh pada peraturan yang berlaku, bebas dan jujur;
6.      Memiliki  inisiatif, daya kreatif, sikap kritis, rasional dan objektif dalam memecahkan masalah, memiliki sifat hemat dan produktif, serta mamiliki kesadaran menghargai waktu.[5]

Tujuan Kurikular
      Tujuan kurikular adalah tujuan pendidikan yang harus dicapai oleh bidang studi. Kita ambil SMP sebagai contoh. Di dalam kurikulum SMP 1975 disebutkan bahwa tujuan umum pendidikan SMP ada tiga buah faktor yang telah ditulis diatas dan dicapai melalui pendidikan sembilan buah bidang studi (bidang kurikular), yaitu:
1.      Bidang studi Agama;
2.      Bidang studi Moral-Pancasila;
3.      Bidang studi Olah Raga dan Kesehatan;
4.      Bidang studi Kesenian;
5.      Bidang studi Bahasa;
6.      Bidang studi IPS;
7.      Bidang studi IPA;
8.      Bidang studi Matematika;
9.      Bidang studi Ketrampilan;
Isi sembilan bidang itulah yang merupakan materi pokok kegiatan interaksi sehari-hari selama tiga tahun di SMP dalam rangka merealisasikan tujuan khusus pendidikan SMP.[6]

      Tujuan Pendidikan Islam
 Tujuan pendidiakn Islam yaitu untuk membimbing , mengarahkan, dan membina peserta didik yang dilakukan secara sadar dan terencana agar terbina suatu kepribadian yang utama sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam. Pendidikan Islam pada hakekatnya mengandung arti dan peranan yang sangat luas, arti dan peranan tersebut sejalan dengan aspek-aspek pengembangan menjadi sarana garapan para pendidik Islam mempunyai pengertian yang sama bahwa pendidikan Islam mencakup aspek-aspek:
1.      Pendidikan keagamaan;
2.      Pendidikan akliah dan ilmiah;
3.      Pendidikan akhlak dan budi pekerti;
4.      Pendidikan jasmani dan kesehatan.[7]
       Dari pendapat Hasan Langgulung tersebut dapat dipahami bahwa tujuan yang hendak dicapai oleh pendidikan pada  hakikatnya adalah suatu perwujudan dari nilai-nilai ideal yang terbentuk dari dalam pribadi manusia yang diinginkan yang merupakan produk dari proses kependidikan yang mempengaruhi dan menggejala dalam prilaku Islamiah. Hasan Langgulung memberikan uraian tentang tujuan pendidikan Islam yang dibagi menjadi tujuan akhir, tujuan khusus dan tujuan umum.
a.   Tujuan Akhir Pendidikan Islam
      Dalam proses kependidikan tujuan akhir merupakan tujuan yang tertinggi yang akan dicapai pendidikan Islam, tujuan terakhirnya merupakan kristalisasi nilai-nilai idealitas Islam yang diwujudkan dalam pribadi anak didik. Maka tujuan akhir itu harus meliputi semua aspek pola kepribadian yang ideal.
     Dalam konsep Islam pendidikan itu berlangsung sepanjang kehidupan manusia, dengan demikian tujuan akhir pendidikan Islam pada dasarnya sejajar dengan tujuan hidup manusia dan peranannya sabagai makhluk ciptaan Allah dan sebagi kholifah di bumi.
     Sebagaimana diungkapkan Hasan Langgulung bahwa “segala usaha untuk menjadikan manusia menjadi ‘abid inilah tujuan tertinggi pendidikan dalam Islam”.[8]


Sebagaimana firman Allah SWT :
وما خلقت الجنّ والإ نس الاّ ليعبدون.

Artinya : “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku”.(Q.S.Adz-Dzariyat :56).
    Menjadi ‘abid merupakan perwujudan dari kepribadian muslim, sehingga apabila manusia telah bersikap menghambakan diri sepenuhnya kepada Allah berarti ia telah berada di dalam dimensi kehidupan yang mensejahterakan hidup di dunia dan membahagiakan di akhirat, inilah tujuan pendidikan Islam yang tertinggi.[9]
b.  Tujuan Umum Pendidikan Islam
     Yang dimaksud dengan tujuan umum pendidikan Islam menurut Hasan Langgulung adalah perubahan-perubahan yang dikehendaki serta diusahakan oleh pendidikan untuk mencapainya, yang bersifat lebih dekat dengan tujuan tertinggi tetapi kurang khusus jika dibandingkan dengan tujuan khusus.
     Dalam memberikan rumusan tujuan umum pendidikan Islam ini, Hasan Langgulung tidak mengungkapkan pendapatnya sendiri mengenai hal ini namun beliau mengutip beberapa pendapat dari tokoh-tokoh pendidikan Islam seperti Al-Abrasyi, An-Nahlawi, Al- Jawali, rumusan ini sebagaimana dituliskan dalam bukunya Hasan Langgulung “Manusia dan Pendidikan” sebagai berikut :
Al-Abrasyi dalam kajiannya tentang pendidikan Islam telah menyimpulkan lima tujuan umum bagi pendidikan Islam, yaitu :
1.     Untuk mengadakan pembentukan akhlak yang mulia.
2.     Persiapan untuk kehidupan dunia dan akhirat.
3.     Persiapan untuk mencari rezeki dan pemeliharaan segi manfaat.
4.     Menumbuhkan semangat ilmiah pada pelajar dan memuaskan keingin tahuan (curiosity)                                                           dan memungkinkan ia menggali ilmu demi ilmu itu sendiri.
5.     Menyiapkan pelajar dari segi profesional, tekhnikal dan pertukangan supaya dapat menguasai profesi tertentu, dan ketrampilan pekerjaan tertentu agar ia dapat mencari rezeki dalam hidup di samping memelihara segi kerokhanian dan keagamaan[10]


KESIMPULAN
     Tujuan pendidikan yaitu untuk mengarahkan kemanpuan dari dalam diri manusia menjadi satu, untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan pengajaran/latihan bagi perananya dimasa yang akan datang sesuai dengan keagamaan. Dan dalam pendidikan Islam bertujuan untuk membentuk kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia indivisual dan sosial serta hamba Tuhan yang mengabdikan diri kepada-Nya.
     Tujuan proses pendidikan adalah untuk pengembangan kepribadian manusia agar seluruh aspek ini terlaksana secara harmonis dan sempurna di samping seluruh potensi manusia dapat terpadu untuk mencapai suatu tujuan yang merupakan pangkal segala usaha, konsep tingkah laku dan getar perasaan hati. Dan para ahli pendidikan sepakat bahwa tujuan pendidikan ialah manusia yang baik, maksudnya manusia yang mengerti mana yang baik dan yang buruk, seperti yang telah disepakati bahwa ciri-ciri manusia yang baik itu secara umum dapat dibagi tiga yaitu:
1.    Badan sehat, kuat serta mempunyai keterampilan (aspek jasmani);
2.    Pikiran cerdas serta pandai (aspek akal);
3.    Hati berkembang dengan baik (rasa, kalbu, rohani).

     Tujuan pendidikan adalah suatu factor yang amat sangat penting di dalam pendidikan, karena tujuan merupakan arah yang hendak dicapai atau yang hendak di tuju oleh pendidikan. Begitu juga dengan penyelenggaraan pendidikan yang tidak dapat dilepaskan dari sebuah tujuan yang hendak dicapainya. Hal ini dibuktikan dengan penyelenggaraan pendidikan yang di alami bangsa Indonesia. Tujuan pendidikan yang berlaku pada waktu Orde Lama berbeda dengan Orde Baru. Demikian pula sejak Orde Baru hingga sekarang, rumusan tujuan pendidikan selalu mengalami perubahan dari pelita ke pelita sesuai dengan tuntutan pembangunan dan perkembangan kehidupan masyarakat dan negara Indonesia.





DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Tafsir, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1992.
Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan, Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1986.
M Yatimin Abdullah, Studi Islam Kontemporer, Jakarta:  AMZAH, 2006.
Al-Qur’an, Surat Adz-Dzariyat Ayat 56, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Yayasan Penyelenggara Penerjemah Penafsiran Al-Qur’an: Departemen Agama RI, 1989.




[2] Ahmad Tafsir, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1992, hlm. 14.
[3] Ahmad Tafsir, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1992, hlm. 14-15.
[4] Ahmad Tafsir, op. cit., hlm. 16.
[5] Ahmad Tafsir, op. cit., hlm. 17-18.
[6] Ahmad Tafsir, op. cit., hlm. 19.
[7] M Yatimin Abdullah, Studi Islam Kontemporer, Jakarta:  AMZAH, 2006, hlm. 336-337.
[8] Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan, Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1986, hlm. 57.
[9] Al-Qur’an, Surat Adz-Dzariyat Ayat 56, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Yayasan Penyelenggara Penerjemah Penafsiran Al-Qur’an: Departemen Agama RI, 1989, hlm. 862.
[10] Hasan Langgulung, op. cit., hlm. 59-61.